Blog Pacmann Analisis Sejuta Tweets Mengenai WFH, Apa Hasilnya?

Pacmann Analisis Sejuta Tweets Mengenai WFH, Apa Hasilnya?

Februari 21, 2023 7 min read

  • Pada periode Maret 2020 hingga Desember 2022 terkumpul lebih dari sejuta tweets, tepatnya 1.078.599 tweets.
  • Secara umum, ada empat kategori Pokok percakapan mengenai isu penerapan WFH di Indonesia, yakni Aktivitas, Kesehatan, Utilitas, dan Lainnya.
  • Sekitar 45,68 persen tweets bersentimen negatif, 39,69 persen bersentimen positif, dan 14,64 persen sisanya bersentimen netral.

Jakarta, 21 Februari 2023 – Bekerja dari rumah (work from home, WFH) telah ada selama beberapa dekade.

Munculnya internet dan ketersediaan alat komunikasi yang terjangkau telah membuat WFH banyak diadopsi.

WFH pun semakin populer karena menawarkan banyak keuntungan, seperti pengurangan waktu perjalanan, peningkatan fleksibilitas, dan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Namun, pandemi COVID-19 pada awal 2020 lalu telah mempercepat adopsi WFH secara global.

Karena kebijakan social distancing dan lockdown, perusahaan di seluruh dunia menerapkan WFH bagi para karyawannya.

Terkait isu WFH di Indonesia, startup yang bergerak di bidang machine learning Valiance (bagian dari Pacmann) melakukan analisis pada percakapan pengguna media sosial Twitter.

Valiance mengumpulkan tweets berbahasa Indonesia yang memuat kata kunci “working from home” dan “wfh”.

Pengumpulan data berlangsung sejak Maret 2020, di mana kala itu kasus COVID-19 pertama di Indonesia resmi diumumkan, hingga Desember 2022.

Pada periode tersebut, terkumpul lebih dari sejuta tweets, tepatnya 1.078.599 tweets.

“Untuk keperluan analisis ini, kami telah mengumpulkan sejutaan tweets. Kami memakai Natural Language Processing (NLP) untuk melakukan klasifikasi sentimen atas tweets mengenai WFH di Indonesia tersebut,” ujar Adityo Sanjaya, Chief Data Scientist di Valiance dan CEO di Pacmann dalam keterangan resmi perusahaan.

Menurut Adit, isu ini menarik untuk dianalisis karena WFH telah mengubah kultur kerja secara global, tak terkecuali Indonesia.

Adit pun mengatakan bahwa sebagai perusahaan teknologi, Pacmann menerapkan WFH bagi mereka yang bekerja di luar Jakarta dan sekitarnya, serta hybrid untuk mereka yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Di Pacmann, mayoritas karyawan kami di luar Jakarta. Mereka semua WFH, bahkan ada beberapa orang yang WFA; tiap bulan mereka kerja dari kota-kota yang berbeda, digital nomad gitu. Kalau karyawan di Jakarta dan sekitarnya, mereka ngantor saat ada hal urgen yang harus dibahas dan diselesaikan secara langsung atau kalau ada keperluan dengan klien,” kata Adit menegaskan.

Temuan

Sentimen

Setelah melalui proses pembersihan data, tweets yang telah terkumpul itu diklasifikasikan menggunakan NLP model, apakah tweets itu memiliki sentimen positif, negatif, atau netral terhadap penerapan WFH.

Contoh tweets bersentimen positif

  • “wfh ini bikin irit biaya bensin”
  • “ya tapi enak sih jadi irit biaya wfh terus”
  • “kelebihan work from home: – hemat ongkos – hemat uang”
  • “wfh hari ini sungguh menghemat biaya makan”
  • “aku suka wfh. bisa hemat transport, hemat makan”
  • “wfh dan alhamdulillah bisa menikmati olah raga pagi.”

Contoh tweets bersentimen negatif

  • “kenapa tiap wfh maag kambuh”
  • “work from home bisa membuat tagihan listrik naik”
  • “lagi work from home, eh tbtb mati lampu”
  • “kelamaan wfh, bb bertambah, stres kerja malah naik”
  • “baru wfh sehari, mati listriknya udah 2x”
  • “wfh bner2 ya bikin gue jadi tmbh doyan makan. bb naik.”

Contoh tweets bersentimen netral

  • “denger2 mau ada wfh seminggu kedepan nih?”
  • “senin mulai psbb dan kembali wfh lagi”
  • “kantor wfh ga yaaa, hemmm. wqwa”
  • “ga berasa bgt w dah setaun full wfh selamat pagi mari kita wfh lgi”

Terungkap, sekitar 45,68 persen (492.652 tweets) bersentimen negatif, 39,69 persen (428.077) tweets bersentimen positif, dan 14,64 persen (157.870 tweets) sisanya bersentimen netral.

Volume

Kemudian dari sisi volume, tweets terbanyak ditemukan pada bulan Maret 2020; kala itu diskursus mengenai WFH mengemuka.

Sepuluh hari teratas dengan volume tweets mengenai WFH terbanyak ditemukan pada Maret 2020.

Jika kita rujuk ke belakang, itu wajar mengingat banyak instansi pemerintahan dan perusahaan swasta mulai menerapkan kebijakan WFH kala itu.

Selepas Maret 2020, tren percakapan menurun tajam hingga pertengahan 2020 dengan beberapa kali fluktuasi di mana terjadi peningkatan September 2020, Oktober 2020, Januari 2021, Juli 2021, Februari 2022, Mei 2022, dan Desember 2020.

Isi percakapan

Guna menguliti isi percakapan, Pacmann mengekstraksi kolokasi dari data tekstual yang telah terkumpul.

Di dalam ilmu linguistik, kolokasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok kata yang sering muncul bersama dan dapat memberikan informasi penting tentang makna dan penggunaan kata-kata tersebut.

Misalnya, "zona merah" berkolokasi satu sama lain karena mereka sering digunakan bersama-sama.

Dalam konteks pandemi COVID-19, "zona merah" merujuk pada wilayah geografis dengan jumlah kasus tinggi atau tingkat penularan tinggi.

“Untuk mengekstrak kolokasi dari data tekstual (korpus), kami menganalisis frekuensi dan kemunculan bersama kata-kata tersebut secara statistik,” ujar Cahya Amalinadhi Putra, Pengajar dan Data Scientist di Pacmann.

Setelah kolokasi terekstraksi dari korpus, mereka dikategorikan ke dalam beberapa kelompok berbeda berdasarkan kedekatan makna atau aspek lainnya dengan skor statistik masing-masing kolokasi tersebut.

“Secara umum, ada empat kategori Pokok percakapan mengenai isu WFH, yakni Aktivitas, Kesehatan, Utilitas, dan Lainnya,” tutur Cahya.

Terpantau, kategori Utilitas memuat kolokasi paling banyak seperti "hemat transport", "irit jajan", "mati listrik", "menguras kuota", "putus koneksi", dan "tagihan naik".

Sementara itu, kolokasi di kategori Kesehatan termasuk “berat badan naik”, “maag kambuh”, “nafsu makan bertambah”, dan “timbangan turun”.

Selengkapnya lihat tabel di bawah ini.

Tentang isu WFH ini, perusahaan perlu memiliki pemahaman matang mengenai kebutuhan karyawan mereka akan fleksibilitas dan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, serta mengintegrasikan hal itu dalam tujuan bisnis perusahaan.

Dalam mengadopsi WFH, perusahaan perlu mempertimbangkan manfaat dan risiko terkait di dalamnya; itu mungkin mencakup produktivitas, kesejahteraan karyawan, kolaborasi, bahkan dampak sosial dan ekonomi.

Selain itu, perusahaan perlu mengatur kebijakan mereka sesuai dengan situasi yang dihadapi, sehingga dapat memaksimalkan manfaat WFH dan meminimalkan risikonya.

Tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua perusahaan atau industri, sehingga perusahaan perlu merancang kebijakan yang selaras dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka, serta memastikan bahwa karyawan dapat bekerja dari mana pun secara efektif dan efisien.

Sekolah Data, Engineering dan Bisnis di Pacmann

Terkait dengan NLP, Pacmann pernah membahas hal ini dalam artikel di blognya yang berjudul Natural Language Processing (NLP): Definisi, Cara Kerja, Manfaat, dan Contohnya.

Selain itu, Pacmann juga beberapa kali telah melakukan analisis tentang:

Pacmann sendiri adalah perusahaan yang menyediakan pembelajaran di bidang data dan bisnis.

Saat ini Pacmann telah mendirikan tiga sekolah, yaitu:

  • Sekolah Data,
  • Sekolah Bisnis, dan
  • Sekolah Engineering.

Masing-masing sekolah menawarkan kurikulum end-to-end, mendalam, up-to-date, dan sesuai dengan kebutuhan industri.

Dengan lebih dari 800+ siswa dari berbagai latar belakang dan 15.000+ peserta webinar/workshop, Pacmann dipercaya oleh para profesional sebagai penyedia solusi bagi mereka yang ingin meningkatkan keterampilan dan kariernya.

Salah satu program di Sekolah Data Pacmann yang membahas tentang NLP adalah program AI and ML Engineering.

Sebuah program 6-12 bulan untuk belajar dan membangun solusi machine learning secara end-to-end, mulai dari pembentukan requirement hingga deployment.

Pacmann juga memiliki unit bisnis khusus bernama Valiance yang berfokus pada penerapan dan pengembangan algoritma machine learning beserta dengan konsultasi pengelolaan data untuk bisnis dan perusahaan.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Pacmann Marketing
marketing@pacmannai.com
+62-811-1481-004