Product management merupakan bidang dalam bisnis yang mengurus segala hal terkait produk. Terdengar sangat luas, bukan?
Hal ini lah yang membuat scope kerja product management menjadi area yang terkadang blur dan sering disalah pahami.
Dalam artikel ini, akan dibahas beberapa mitos terkait product management dan bagaimana fakta sebenarnya.
Apa itu product management?
Product management adalah salah satu fungsi dalam organisasi atau perusahaan yang bertugas mengelola setiap tahapan product lifecycle—mulai dari pengembangan, konsep, hingga penentuan harga.
Tujuan utama dari product management adalah membuat produk terbaik. Untuk itu, para product manager harus mewadahi aspirasi konsumen dan memastikan pendapat dari pasar terdengar dan dipertimbangkan.
Peran dan tanggung jawab seorang product manager adalah kombinasi dari pelayanan konsumen, strategi bisnis, hingga ahli teknologi.
Mitos dalam praktik product management
Sebagai bidang dengan scope kerja yang luas, product management menjadi peran vital dalam industri masa kini. Namun, di waktu yang sama, product management juga menjadi peran yang sering disalahpahami.
Banyak salah kaprah dan mitos yang berseliweran di bidang product management. Berikut adalah beberapa mitos yang paling populer, beserta faktanya:
Product manager harus memiliki gelar di bidang teknologi
Banyak anggapan bahwa seorang product manager wajib fasih di bidang teknologi, khususnya computer science.
Mitos satu ini muncul dikarenakan kurangnya pemahaman atas tech industry secara menyeluruh. Masih banyak orang yang menganggap industri ini dipenuhi dengan engineer dan hacker yang setiap harinya berurusan dengan komputer dan coding.
Padahal, sebagian besar dari profesional di industri ini bahkan ada yang belum pernah menulis bahkan sebaris kode seumur hidupnya.
Product manager bukanlah ahli komputer. Posisi seorang product manager justru berada di antara bidang teknologi dan bisnis.
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin seorang product manager berasal dari latar belakang pendidikan manajemen bisnis.
Kendati demikian, peran product manager memang menuntut segelintir pemahaman terkait bidang teknologi. Khususnya apabila produk yang mereka kelola adalah produk digital.
Selain itu, seorang product manager juga akan sering berkolaborasi dengan para engineer. Artinya, product manager harus mampu memahami bahasa mereka, masalah yang dihadapi, serta solusi-solusinya.
Product manager bertanggung jawab atas semua ide produk
Dengan titel manajer produk, banyak yang beranggapan bahwa semua urusan , visi, dan ide terkait produk menjadi tanggung jawab product manager seorang diri.
Faktanya, ide dan visi untuk produk bisa datang dari banyak sumber (selain dari product manager sendiri), seperti:
- permintaan konsumen
- masukan dari stakeholder
- perintah direksi
- inovasi teknologi
- hasil riset UI/UX, dll.
Tanggung jawab product manager bukanlah menyediakan semua ide, melainkan menguasai dan memahami alasan di baliknya; apa dorongan dari ide tersebut, pertimbangan strategis, timing, hingga realistis atau tidaknya ide tersebut untuk diimplementasikan.
Dengan kata lain, product manager bertanggung jawab atas product roadmap-nya.
Tanpa adanya pemahaman mendalam atas latar belakang sebuah ide, ide hanya akan jadi sebatas ide saja. Inilah yang menjadi tugas product manager, yakni menyusun strategi, rencana, dan mengimplementasikan tiap langkahnya.
Product management wajib menuruti kata konsumen
Banyak yang bilang ‘konsumen adalah raja’. Namun apakah artinya semua perkataan konsumen akan sebuah produk harus diikuti? Tentu saja tidak segamblang itu.
Product manager yang baik tentunya akan mendengarkan pendapat konsumen. Ini penting untuk membangun hubungan yang baik antara produsen dan konsumen.
Seorang product manager sebaiknya mendengarkan saran dan kritik konsumen, memahami keinginan dan masalah yang mereka hadapi, hingga menciptakan solusi yang memuaskan konsumen.
Kendati demikian harus ada garis batasan yang jelas.
Konsep utamanya, konsumen adalah penyedia permasalahan. Permasalahan inilah yang kemudian perlu diinterpretasikan oleh product manager untuk membangun solusi yang realistis dan ideal bagi produk, perusahaan dan bagi konsumen.
Seringkali product manager harus siap berkata tidak pada konsumen.
Sebab bisa saja permintaan konsumen tidak sesuai dengan visi misi produk, kurang memiliki urgensi, atau kurang applicable untuk konsumen lainnya.
Terkait penolakan, tugas product manager justru berfokus pada bagaimana mengkomunikasikan hal tersebut ke konsumen dengan empati dan penuturan yang baik.
Product manager harus mampu mengemban banyak peran sekaligus
Seperti disebutkan di atas, posisi product manager berada di antara teknologi dan bisnis. Seringkali seorang product manager perlu berkoordinasi atau memimpin tim engineer, tim marketing, tim sales, tim customer service, hingga tim UX research.
Karena product manager merupakan pimpinan sekaligus penjembatan antara berbagai tim dan fungsi berbeda, banyak anggapan bahwa product manager harus bisa menguasai semua fungsi tersebut.
Realitanya, tidak mungkin product manager melakukan semuanya seorang diri.
Seorang product manager yang baik justru paham bagaimana menyatukan berbagai tim yang berbeda, dan membawa mereka semua menuju ke gol yang sama.
Meskipun begitu, product manager wajib menguasai beragam skill yang berdasarkan Ravi Mehta (Co-Founder dan CEO Outpace) terbagi menjadi empat kategori:
- Product execution (product quality, product delivery, feature specification)
- Customer insight (data skills, UX design)
- Product strategy (business outcome ownership, product vision, roadmapping)
- Influencing people (stakeholder management, team leadership)
Gartner memberikan list berupa skill wajib para product manager sebagai berikut:
- Storytelling
- Empathy
- Whole-product experience
- Strategic alignment
- Data insights
- Discovery and validation
- Customer value projection
- Outcome ownership
Kerja product manager sama dengan project manager
Banyak anggapan bahwa product manager dan project manager memiliki scope kerja dan tanggung jawab yang sama. Yang membedakan hanyalah masalah penyebutan di tiap perusahaan.
Memang banyak perusahaan yang menggunakan kedua terminologi ini untuk job description yang sama, atau malah menggabungkan kedua tanggung jawab ini menjadi satu posisi di perusahaan.
Terlepas dari hal tersebut, faktanya keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Product manager bertanggung jawab memimpin pengembangan produk dari sudut pandang strategis, sedangkan project manager bertanggung jawab melakukan supervisi dari implementasi strategi pengembangan tersebut.
Kata kuncinya pun berbeda:
- Sebuah project memiliki rentang waktu dan biaya yang sudah ditentukan,
- Sedangkan sebuah produk dibuat, dikembangkan, dirilis, di-maintain, dan di-update sesuai tuntutan pasar.
Sebuah produk bisa saja dimulai dari sebuah project, namun setelah produk tersebut berhasil diluncurkan dan sampai ke tangan konsumen, tugas product manager masih berlanjut.
Product management hanya mengurus hingga launching produk
Melanjutkan dari poin sebelumnya, scope kerja product management tidak berhenti sampai di launching produk.
Justru sebaliknya, banyak ahli yang berpendapat bahwa porsi besar dari tugas product manager baru dimulai setelah product launch.
Praktik product management yang ideal justru menuntut kemampuan untuk mengetahui, memahami, dan merespon feedback dari konsumen.
Seorang product manager yang baik biasanya menghabiskan waktunya menyortir customer review dan email kritik saran guna mencari tahu keinginan pasar.
Oleh karena itu, tidak jarang seorang product manager berkutat dengan customer analytics guna menghasilkan ide-ide dan solusi yang mampu meningkatkan kualitas produk mereka.
Sekarang kamu sudah tahu apa saja mitos terkait product management, serta fakta dan realita-nya.
Menjadi product manager menuntut tanggung jawab yang besar, serta kemampuan untuk memimpin tim, pemahaman akan industri dan pasar, serta pengetahuan mendalam tentang produk itu sendiri.
Belajar lebih dalam tentang product management bersama Pacmann, dan kamu juga bisa belajar applicable skills lainnya terkait customer analytics dan strategi bisnis secara berkelanjutan.
Cek informasi lengkapnya di halaman program Product Management and Business Strategy.
Further reading:
Busting product management myths
Debunking Three of the Top Product Management Myths
Artikel Popular
Data Engineer dan ML Engineer: Perbedaan Tanggung Jawab, Skill, dan Gaji
July 23, 2023
Mengenal Data Preprocessing: Langkah Awal dalam Data Mining
July 21, 2023
Apa yang Dimaksud dengan Machine Learning?
July 21, 2023
Ini Dia Alasan Mengapa Data Scientist Digaji Besar!
July 20, 2023
Pentingnya Business Intelligence (BI) Dashboard untuk Pengambilan Keputusan Bisnis
July 19, 2023