Blog 8 Tips Membangun Literasi Data di Perusahaan

8 Tips Membangun Literasi Data di Perusahaan

September 29, 2022 8 min read

Kemampuan dalam menerjemah data menjadi suatu knowledge adalah hal yang sangat berguna dalam beberapa tahun ke belakang.

Salah satu cara meningkatkan kemampuan tersebut adalah dengan membiasakan yang namanya data literacy atau literasi data.

Pada dasarnya, literasi data adalah kemampuan membaca, mengobservasi, dan memahami data.

Dengan kemampuan literasi data, Anda mampu memahami dan menafsirkan data. Hal ini tentu saja dapat di-translate untuk membangun value diri maupun business value untuk perusahaan.

Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi perusahaan saat ini dalam membangun literasi data karyawannya?

Bagaimana cara membangun literasi data di perusahaan? Simak artikel berikut!

Apa itu data literacy?

Data literacy adalah keterampilan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategi bisnis hingga membuka peluang baru baik terhadap suatu perusahaan maupun terhadap diri Anda sendiri.

Masih banyak perusahaan yang tidak aware terhadap pentingnya kemampuan literasi data.

Tak hanya persoalan kuantitas data yang dimiliki, namun juga soal kualitas yang dihasilkan dari pengolahan suatu data.

Seseorang yang memiliki kemampuan literasi data yang baik, tentunya akan mampu menganalisis suatu data dengan kritis, mengolah data dan menemukan pola dengan mudah, mengumpulkan informasi yang masuk akal, dan memahami kapan suatu data perlu digunakan dengan tepat di waktu yang tepat pula.

Kenapa penting membangun data literacy?

Mengingat semakin banyaknya data yang dihasilkan saat ini, maka para karyawan harus mampu menyaring insight menarik yang sejalan dengan tujuan bisnis.

Tidak hanya itu, pemahaman tentang data juga akan berguna untuk masing-masing orang.

Tidak perlu menjadi data scientist untuk melek data dan jadi data literate.

Para karyawan maupun pemimpin yang melek akan data dapat meningkatan produktivitas mereka dan hal ini akan berefek pada keuntungan perusahaan.

Tak hanya itu, seseorang yang punya kemampuan literasi data yang baik juga dapat lebih mudah mengambil keputusan berbasis data. Data-driven decision akan punya alasan yang kuat dan berdasar.

Dengan meningkatkan kemampuan literasi data, maka Anda juga akan lebih mudah dalam membangun inovasi-inovasi menarik yang akan berpengaruh baik terhadap citra dan kemajuan perusahaan.

Itulah kenapa data literasi tidak hanya penting bagi petinggi perusahaan, namun juga semua orang.

Tips membangun data literacy

Sara Brown (MIT Sloan School of Management Writer) telah mengumpulkan beberapa insight dari para expert tentang bagaimana membangun literasi data di perusahaan.

Dia mengumpulkan tips dan ide-ide dari nama-nama besar seperti Catherine D’Ignazio, Rahul Bhargava, Cindi Howson, Piyanka Jain, dan masih banyak lagi.

Dilansir dari tulisan Sara Brown, hal penting yang harus diterapkan untuk membangun literasi data di perusahaan adalah sebagai berikut.

Bedakan antara data literacy dan technical literacy

Meningkatkan technical literacy adalah hal penting, namun membangun data literacy juga tak kalah penting.

Singkatnya, technical literacy adalah kemampuan mengoperasikan tools. Technical literacy adalah hard skill, sedangkan data literacy adalah soft skill.

Kebanyakan perusahaan dan bahkan penyedia layanan belajar non-degree mengutamakan kemampuan penggunaan data tools, namun lupa untuk membangun pondasi dan pemahaman mengobservasi dan memahami data.

Oleh karena itu, Pacmann selalu menekankan untuk tidak hanya mampu mengoperasikan tools dan mengerjakan pekerjaan sebagai data professional sehari-hari, namun juga benar-benar paham tentang konsep dan fundamental dari setiap data skills.

Pacmann percaya setiap orang berhak punya kemampuan literasi data yang baik, oleh karena itu Pacmann membangun kurikulum yang tidak hanya mendalam namun juga beginner-friendly.

Pacmann menekankan pada mastery, alih-alih hanya sekadar mampu mengoperasikan tools.

Kemampuan literasi data juga mendukung Anda dalam memperluas keterampilan membangun dan mengembangkan business value.

Anda perlu mengerahkan kemampuan teknis dalam menganalisis data, namun kemampuan teknis yang luar biasa tidak akan ada artinya tanpa pengetahuan literasi data yang kuat.

Dengan membiasakan diri terpapar oleh data, Anda tentunya mengasah ‘sense’ Anda dalam memahami data dan mengolahnya menjadi insight yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Mulai dari dasar

Tak masalah untuk memulai dari awal. Kemampuan literasi data tidak dapat dibangun hanya dalam satu malam.

Mulailah dari dasar sehingga pondasi yang Anda bangun cukup kuat, dan terus tingkatkan keterampilan literasi data Anda dari sana.

Dengan membangun pondasi yang kuat, maka akan memudahkan Anda dalam berkarier ke depannya. Karena yang terpenting adalah mendalami satu hal hingga ke konsep dasarnya, sehingga dapat terus teringat dan diterapkan.

Gunakan bahasa yang mudah dimengerti

Hal ini berlaku ketika Anda membagikan informasi yang sifatnya data-driven kepada orang lain.

Penting untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain. Akan susah untuk mengajak orang lain lebih aware terhadap data jika ketika mengkomunikasikannya dengan menggunakan istilah dan kata-kata yang sulit.

Dalam case presentasi, kemampuan Anda dalam menyampaikan insight dari data kepada stakeholders sangat mempengaruhi seberapa baik hasil analisis Anda diterima oleh mereka.

Keputusan berdasarkan data akan sulit terlaksana apabila insight dari data tersebut dikomunikasikan dengan buruk. Gunakan bahasa yang mudah untuk dipahami, sehingga semua orang memahami insight dari data yang dimaksud dan komunikasi berjalan dengan efektif.

Bangun data-driven culture

Lingkungan merupakan faktor terbesar atas keberhasilan terhadap penerapan suatu budaya.

Jika para manager, lead,dan  senior di suatu perusahaan ingin karyawannya memiliki kemampuan literasi data yang baik, maka mereka terlebih dahulu berkewajiban untuk menerapkan budaya tersebut pada diri mereka masing-masing.

Berdasarkan data dari Accenture, 9000 karyawan dengan beragam role setiap harinya berkutik dengan data, namun hanya 21% di antara mereka yang percaya diri akan keterampilan literasi data yang mereka miliki.

Membiasakan budaya ‘data-driven’ akan melatih Anda untuk terus melek dan terbiasa dengan data setiap harinya.

Jika Anda bukan pada posisi lead, Anda juga tidak tertutup kemungkinan untuk mengajak manager, lead, dan senior Anda di perusahaan untuk jadi lebih data-driven.

Ingat bahwa masing-masing orang belajar dengan pace yang berbeda

Jangan pernah merasa terlambat. Setiap orang memiliki masanya masing-masing.

Anda sebaiknya membandingkan pencapaian diri Anda saat ini dengan diri Anda di masa lalu, bukan dengan orang lain. Karena setiap orang memiliki pace belajar yang berbeda-beda.

Ada yang lebih cocok ketika belajar dengan arahan mentor, ada juga yang lebih cocok ketika menentukan sistem belajarnya sendiri. Temukan pola belajar Anda sendiri.

Dengan mengenali diri lebih baik, maka Anda dapat menentukan fase pembelajaran serta pengembangan diri terbaik versi Anda.

Hal yang terpenting dalam membangun culture adalah konsistensi.

Tentukan tujuan menguasai data literacy skills

Jika Anda bingung terhadap tujuan menguasai kemampuan literasi data, Anda perlu menyadari bahwa hal ini:

“Data is the new currency, it’s the language of the business. We need to be able to speak that.” – Piyanka Jain

Bentuk roadmap Anda sendiri untuk mengukur pencapaian dan keberhasilan yang telah Anda lewati. Dengan begitu, proses belajar Anda lebih terarah.

Misalnya Anda memiliki goals untuk berhasil memahami suatu konse, Anda perlu menciptakan roadmap untuk mencapai goals tersebut menjadi nyata.

Kesadaran ini tentunya harus dimiliki oleh semua orang dalam perusahaan jika ingin membangun culture literasi data.

Pastikan semuanya berpartisipasi

Selain mengutamakan diri sendiri, Anda juga perlu mengajak orang lain. Ajak kolega Anda, teman sedivisi, dan lainnya untuk jadi lebih aware terhadap data.

Budaya literasi data tidak dapat tercapai jika hanya satu dari puluhan atau ratusan orang yang menerapkannya.

Maka dari itu, pastikan bahwa semua orang berpartisipasi mendukung dan menerapkan literasi data.

Hal ini akan lebih mudah jika Anda memegang posisi strategis di perusahaan. Namun, kewajiban terhadap penerapan literasi data bukan hanya tanggung jawab satu orang, melainkan seluruh pihak di perusahaan tanpa terkecuali.

Oleh karena itu, Anda harus membiasakan diri kepada siapa saja untuk menerapkan nilai-nilai literasi data. Teamwork makes the dream work.

Pahami bahwa data literacy bukanlah satu-satunya yang perlu dikuasai

Kemampuan literasi data yang baik memungkinkan seseorang untuk berpikir dan bertindak dengan lebih baik–mulai dengan memahami masalah sampai dengan menemukan solusi yang tepat dari masalah yang ada.

Namun, perlu Anda ingat bahwa literasi data dibangun di atas skillset yang lain:

  • Framework
  • Data collection
  • Data management
  • Data application
  • Data evaluation

Oleh karena itu, mulai biasakan diri terpapar oleh pekerjaan yang berhubungan dengan data, mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan data, memiliki pemimpin yang melek akan data, hingga pada akhirnya mengambil suatu keputusan berdasarkan data adalah hal yang otomatis dilakukan.

Terakhir, Anda bisa melakukan assesment akan seberapa data literate Anda di sini.

Pertanyaannya, apakah perusahaan Anda sudah sepenuhnya mendukung budaya data literacy?

Jika belum, buat mereka mendukung hal tersebut dengan tips dalam tulisan ini. Ingatkan semua orang tentang pentingnya literasi data.

Jika perusahaan Anda sudah menerapkan budaya tersebut, maka Anda beruntung. Anda hanya perlu memastikan bahwa budaya tersebut terus diterapkan.

Data literacy adalah skill wajib untuk saat ini dan ke depannya.


Bicara tentang data literacy di perusahaan, Pacmann sendiri punya 2 program untuk perusahaan (Pacmann for Corporate Program), yaitu:

Pacmann punya misi untuk meningkatkan literasi data seluas-luasnya dan menyajikan solusi berdasarkan data untuk bisnis dan organisasi.

Untuk kamu yang ingin belajar data secara mendalam, kunjungi halaman Sekolah Data Pacmann untuk informasi lengkapnya–atau diskusi dengan Pacmann via Twitter.

Further Reading

A Data and Analytics Leader’s Guide to Data Literacy