Dalam satu dekade terakhir, jumlah institusi keuangan baik di negara maju maupun di negara berkembang meningkat pesat.
Peningkatan jumlah institusi keuangan ini diikuti dengan semakin beragamnya produk keuangan, dari mobile banking, pasar saham, layanan pinjaman online, dan berbagai produk lainnya.
Di saat yang sama, jangkauan konsumen dari produk-produk keuangan ini juga turut meluas hingga menjangkau masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah.
Hal ini menandakan bahwa semakin banyak orang-orang yang akan masuk ke pasar finansial untuk pertama kalinya.
Adanya fenomena ini membuat literasi finansial semakin berperan penting dalam kehidupan masyarakat.
Apa itu literasi finansial?
Literasi finansial adalah pemahaman tentang konsep-konsep keuangan, termasuk pemahaman terhadap produk keuangan, risikonya, strategi, dll.
Pemahaman konsumen atau investor mengenai suatu produk keuangan beserta dengan risiko maupun peluangnya adalah bagian dari literasi finansial.
Dengan memiliki literasi finansial (atau bisa juga disebut literasi keuangan), konsumen bisa mengambil keputusan finansial berdasarkan informasi yang mereka miliki dan analisis yang mereka lakukan.
Tidak hanya itu, literasi finansial juga dapat mencegah konsumen untuk membayar produk keuangan lebih dari harga yang seharusnya, terlilit hutang, over-invest maupun under-invest pada suatu produk.
Metriks pengukuran literasi finansial
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur literasi finansial sebuah negara adalah dengan melihat proporsi dari total populasi yang menggunakan produk keuangan, atau dalam kata lain dengan melihat inklusi keuangan negara tersebut.
World Bank sendiri mengeluarkan Global Financial Inclusion (Global Findex) yang berisi indikator untuk mengukur inklusi keuangan. Tiga indikator tersebut adalah:
- Kepemilikan dan penggunaan akun dalam institusi keuangan formal
- Perilaku menabung
- Aktivitas meminjam
Penggunaan akun dalam institusi keuangan formal
Di Indonesia sendiri, kepemilikan dan penggunaan akun dalam institusi keuangan formal masih cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Pasifik.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Bank pada tahun 2018, jumlah orang dewasa yang memiliki akun pada institusi keuangan formal hanya 48,9%, sedangkan rata-rata negara di Asia Timur dan Asia Pasifik adalah 70,6%.
Salah satu penyebab rendahnya kepemilikan akun masyarakat Indonesia di institusi keuangan formal adalah kurangnya pendapatan atau tidak memiliki pekerjaan.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia memiliki perilaku menabung yang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara di Asia Timur dan Asia Pasifik.
Sebanyak 61,8% masyarakat mengaku bahwa mereka menabung, baik di dalam maupun di luar institusi keuangan formal.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara lain di Asia Timur dan Asia Pasifik yang hanya menyentuh angka 53,1%.
Aktivitas meminjam masyarakat Indonesia juga masih terhitung rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Timur dan Asia Pasifik.
Hingga tahun 2018, hanya 18,4% masyarakat Indonesia yang menggunakan kartu kredit atau meminjam dari institusi keuangan formal, sedangkan rata-rata di negara Asia Timur dan Asia Pasifik adalah 21,5%.
Rendahnya literasi keuangan di Indonesia
Salah satu penyebab dari ketiga fenomena di atas adalah rendahnya literasi keuangan di Indonesia, mengingat penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa literasi keuangan memiliki korelasi yang kuat dengan penggunaan layanan finansial, perilaku menabung, dan perilaku finansial lainnya.
Sebagai negara berkembang, ada baiknya Indonesia mengimplementasikan gerakan yang mendukung literasi finansial.
Studi menunjukkan bahwa literasi finansial memberikan dampak positif bagi negara berkembang.
Literasi finansial di negara berkembang dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap produk keuangan dan tabungan, di mana hal ini akan mendukung kehidupan masyarakat sehingga mengurangi kemiskinan dan memicu pertumbuhan ekonomi.
Pertanyaannya saat ini adalah, sudah sebaik apa literasi keuangan kamu?
Further reading:
Implications of Financial Literacy in Developing Countries, Ghirmai Kefela
The Little Data Book on Financial Inclusion 2018
International Handbook of Financial Literacy: Financial Literacy in Indonesia
Artikel Popular
Big Data dan Data Mining: Perbedaan dan Hubungannya
June 5, 2023
Mengenal Lebih Jauh tentang Neural Network
June 2, 2023
10 Rekomendasi Blog Data Science Terbaik untuk Diikuti
June 1, 2023
Rekomendasi Course Data Engineering Bersertifikat
May 31, 2023
Bagaimana Machine Learning (ML) Dapat Bantu Mencegah Serangan Phishing
May 30, 2023