Pada kesempatan kali ini, Pacmann berkesempatan untuk diskusi bersama Shofi Fajriah Ilmi, salah satu alumni Business Intelligence and Growth Hacking Batch 8 yang dulunya ibu rumah tangga dan sekarang berkarier di Pusat Pasar Kerja di bawah Kementerian Ketenagakerjaan sebagai data analyst.
Simak diskusinya berikut ini!
Gimana cerita awalnya sampai ingin belajar data?
Sebelumnya aku itu ibu rumah tangga. Nah, selama jadi ibu rumah tangga aku juga mengelola bisnis online.
Ketika pandemi di 2021, usaha bisnis online ini terpaksa harus tutup. Aku coba cari akar masalahnya. Ternyata pengolahan datanya sangat kurang, dan saat itu aku juga belum punya ilmunya.
Dari situ, aku punya keinginan untuk menambah skill di bidang data dan bisnis karena hal ini.
Awalnya kenal Pacmann dari mana? Dan kenapa memilih belajar Pacmann?
Awalnya memang coba cari-cari tempat belajar dan awalnya scrolling Instagram dan menemukan Pacmann di explore. Kebetulan juga ada teman yang follow Pacmann.
Dari sana, aku kepoin terus Pacmann. Mulai dari Instagram sampai ke website-nya.
Kenapa percaya dan memilih belajar di Pacmann?
Aku lihat website Pacmann informatif sekali, kurikulumnya lengkap, timeline belajarnya jelas, proses belajarnya juga jelas. Aku merasa ini cocok buat aku.
Ada pengalaman yang menarik untuk dibagikan ketika belajar di Pacmann?
Akan kan awam, ya. Tidak ada background sama sekali di bidang data atau bisnis, jadi kaget aja, belajar Python dan visualisasi data–hal-hal yang belum pernah disentuh sebelumnya.
Nah, ternyata setelah dicoba, belajar Python dan semua materi di Pacmann itu tidak sesulit yang dibayangkan.
Apalagi pengajar di Pacmann menjelaskannya cukup jelas dan mudah, jadi proses belajarnya cukup menyenangkan.
Menurut Kak Shofi, apakah Pacmann cukup beginner-friendly?
Menurut aku, iya. Pacmann itu materinya disusun cukup sistematis dan dari segi pengajar juga cukup balance antara teori dan pratikalnya.
Karena sepengalamanku kalau terlalu praktikal kita malah tidak tahu dasarnya, begitu juga sebaliknya. Nah, selama ini pengalaman di Pacmann cukup balance.
Untuk materinya, dasar-dasar yang diajarkan di Pacmann itu cukup banget.
Membantu sekali ketika aku mengerjakan project, aku bisa paham why-nya dan alurnya bagaimana. Menurutku itu penting, jadi kita tidak sekadar copy paste codingan, dsb. Tidak seperti itu cara kerjanya.
Siapa pengajar favorit selama belajar di Pacmann?
Mas Faiz. Favorit banget, favorit teman-teman juga.
Mas Faiz ngajarnya matematis dan tidak buru-buru, penting banget buat kita yang awam. Diskusi dengan teman-teman siswa juga bagus.
Kak Shofi kan sudah punya anak, nih. Gimana proses belajarnya? Sulit kah atau malah jadi seru?
Wah, ini pertanyaan menarik nih.
Seru sih, karena kelasnya kita online kan, jadi aku ketika belajar itu terkadang sambil ngurusin anak, kejar-kejaran. Tapi tetap, hal ini tidak menyurutkan aku buat belajar.
Terbantu juga dengan adanya recording, jadi setelah live session juga aku masih bisa ngulang lagi materinya di lain kesempatan dan tetap bisa catch up.
Fasilitas apa yang dirasa paling membantu selama belajar di Pacmann?
Student buddy.
Student buddy itu kan memfasilitasi kita buat group discussion. Ketika kita belajar bareng teman-teman, kita lepas aja bertanyanya, jadi lebih cair diskusinya. Mau nanya apa pun kita tidak malu, lebih enak aja.
Beda di kelas yang besar, kadang kita di kelas besar masih sering sungkan.
Jadi, student buddy ini sangat-sangat membantu.
Kak Shofi kan pemenang best project di Hackathon Pacmann, bisa diceritain lebih banyak tentang ini?
Jadi, saat Hackathon itu, Pacmann bekerja sama dengan CSIS (Centre for Strategic and International Studies) Indonesia untuk mengolah data tentang kekerasan.
Nah, saya bersama tim membangun dashboard sistem peringatan dini untuk kekerasan di Indonesia.
Saat itu CSIS memang belum punya dashboard yang full. Akhirnya kita inisiatif membangun dashboard yang memang di dalamnya sudah lengkap berbagai data kekerasan di semua provinsi di Indonesia.
Jadi bukan hanya analisis, kita sekalian bangun dashboard-nya.
Menurut Kak Shofi durasi belajar di Pacmann cukup atau terlalu lama?
Menurutku pas, ya. Tapi kalau teman-teman merasa terlalu cepat karena memang materi di Pacmann cukup padat, teman-teman bisa ambil cuti.
Aku pribadi memang udah set goal, satu tahun harus bisa at least jadi data analyst, dan proses paling lama di aku itu memang saat mengerjakan project.
Kak Shofi juga salah satu yang join RGP (Refund Guarantee Program), bisa diceritain lebih banyak tentang ini?
Ini cukup klasik, sih. Jadi program ini tuh jika tidak dapat pekerjaan, uang kita kembali.
Awalnya memang cuma sekadar tidak mau rugi, tapi ternyata setelah dijalankan manfaatnya malah lebih banyak. Karena program ini nge-push kita buat belajar dan tugasnya bertubi-tubi. Ini buat kita jadi terbiasa dan disiplin, di saat yang sama juga belajar lebih banyak.
Apakah cocok direkomendasikan buat teman-teman calon siswa atau siswa yang lain?
Menurutku, cobain aja. Pun kalau di tengah jalan gugur atau tidak bisa lanjut programnya, paling tidak kita sudah dapat banyak ilmunya.
Gimana prosesnya bisa jadi data analyst di kantor yang sekarang?
Jadi, di RGP (Refund Guarantee Program) itu ada career coaching dan tambahan project.
Jadi waktu itu ada dua project yang harus diselesaikan. Project-nya juga dievaluasi oleh tim Pacmann. Ini lumayan meningkatkan kepercayaan diri, ternyata kita bisa dan mampu untuk beneran kerja dan mengerjakan project ini.
Di career coaching juga kita punya deadline dan bangun strategi untuk apply kerja, mulai dari prepare resume dan portfolio, dsb. Ini membantu banget terutama buat saya yang background-nya ibu rumah tangga.
Ada pesan buat yang sedang mempertimbangkan untuk belajar atau switch karier ke data?
Luangkan waktunya, coba komitmen, dan mulai aja. Saya bisa, #KamuJugaBisa.
Demikian sharing-sharing dan diskusi Pacmann bersama Kak Shofi.
#KamuJugaBisa bisa belajar mendalam dan berkarier di bidang data dan bisnis bersama Pacmann.
Cek cerita-cerita alumni lainnya:
- Lulusan Sejarah Jadi Data Analyst di Perusahaan Supply Chain Technology
- Cerita Alumni Pacmann: David Anthony Sirait
- Dari Non-STEM Jadi Pengajar Data di Kementerian
Jangan lupa follow Pacmann di Twitter dan hubungi via DM jika ingin tanya-tanya, ya!
Tertarik bergabung dan ikut belajar di Pacmann? Cek informasi lengkapnya di halaman program Career Upgrader Sekolah Data Pacmann.
Artikel Popular
Data Engineer dan ML Engineer: Perbedaan Tanggung Jawab, Skill, dan Gaji
July 23, 2023
Mengenal Data Preprocessing: Langkah Awal dalam Data Mining
July 21, 2023
Apa yang Dimaksud dengan Machine Learning?
July 21, 2023
Ini Dia Alasan Mengapa Data Scientist Digaji Besar!
July 20, 2023
Pentingnya Business Intelligence (BI) Dashboard untuk Pengambilan Keputusan Bisnis
July 19, 2023