Sudah tiga tahun sejak kebijakan PSBB pertama kali diberlakukan dan beberapa bulan semenjak pemerintah mencabut PPKM di akhir Desember 2022, saat ini, kantor-kantor pun mulai menerapkan kebijakan WFO kembali.
Pertanyannya, apakah bulan Ramadan memengaruhi mobilitas pekerja kantoran?
Untuk menjawab pertanyaan ini, tim Pacmann x Nurvirta Monarizqa (Data Scientist di Microsoft) melakukan analisis waktu perjalanan pulang-pergi kerja antara daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.
Dari hasil analisis ini, kami menemukan bahwa ternyata ketika rush hour (7-10 pagi dan 4 sore-8 malam), tipikal waktu tempuh dari titik tengah kecamatan ke proxy kerja adalah 25% lebih lama daripada tidak ada traffic, dan 50% lebih lama ketika sedang macet-macetnya.
Sehingga apabila dari rumah ke tempat kerja tanpa traffic butuh waktu 40 menit, siap-siap waktu tempuh rush hour nya menjadi 40 menit, dan waktu tempuh ketika macet-macetnya menjadi 60 menit.
Selain itu, ada pola berbeda untuk tiap kecamatan. Ada yang berangkat lebih pagi akan lebih cepat (beating the rush hour), dan ada pula yang lebih siang justru lebih cepat.
Simak selengkapnya di bawah ini.
Data dan metode
Data waktu perjalanan dikumpulkan dengan melakukan pengambilan data menggunakan HERE Maps API dari tiap titik pusat wilayah kecamatan Jabodetabek (seterusnya disebut centroid) ke setiap kawasan kantor (seterusnya disebut proxy kantor).
Terdapat 5 kawasan perkantoran yang dijadikan titik proxy kantor:
- Thamrin
- SCBD
- Kuningan
- Blok M
- TB Simatupang
Data kemudian diambil tiap 15 menit antara pukul 07.00-10.00 dari tiap centroid ke tiap proxy kantor untuk merepresentasikan waktu berangkat dan antara pukul 16.00-20.00 dari tiap proxy kantor ke tiap centroid untuk merepresentasikan waktu pulang.
Data diambil dari 5 April hingga 11 April 2023, untuk merepresentasikan kondisi bulan Ramadan dan seluruh jam berangkat/pulang menggunakan WIB.
Analisis
Rata-rata mayoritas waktu tempuh perjalanan (baik pulang maupun pergi) berkisar antara 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit.
Terdapat beberapa daerah yang durasi pulang/perginya di atas 2 jam, di antaranya:
- Kecamatan Nanggung,
- Sukajaya,
- Pamijahan, dan
- Tanjungsari.
Keempat kecamatan ini masuk ke daerah administrasi Kabupaten Bogor.
Secara umum, durasi perjalanan di beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil.
Terlihat rata-rata waktu berangkat dan pulang tidak jauh beda, terdistribusi secara seragam dengan durasi sekitar 80 menit.
Rata-rata durasi perjalanan terlama adalah sekitar 85 menit, jika pulang pada pukul 16.30-17.30
Urutan rerata durasi perjalanan berdasarkan proxy kantor
Berdasarkan tinggi ke rendah:
- Thamrin (81 menit berangkat, 86 menit pulang)
- SCBD dan Kuningan (proxy kantor berdekatan, 82 menit berangkat dan 82 menit pulang)
- Blok M (80 menit berangkat, 80 menit pulang)
- TB Simatupang (78 menit berangkat, 74 menit pulang)
Pola durasi perjalanan di jam berangkat kerja
Untuk seluruh kecamatan, durasi perjalanan cenderung sama, baik ketika berangkat pukul 7.00 atau 10.00 (hampir tidak ada bedanya), kecuali jika tinggal pada daerah-daerah tertentu (simak analisis clustering untuk tiap proxy kantor di bawah).
Pola durasi perjalanan di jam pulang cukup menarik
Durasi perjalanan paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17.00 (rata-rata jam pulang kantor yang dipercepat agar bisa berbuka di rumah). Untuk pekerja kantoran yang rumahnya ada di kabupaten Bogor, kabupaten Bekasi, dan Depok disarankan untuk pulang setelah jam 18.00.
Pola durasi perjalanan saat jam pulang ini nantinya akan terlihat lebih jelas ketika dibagi berdasarkan cluster.
Clustering jam berangkat
Untuk mengetahui apakah ada pola yang menarik ketika berangkat dan pulang untuk tiap proxy kantor, dilakukan clustering terhadap timeseries waktu tempuh dari tiap centroid kecamatan ke proxy kantor.
Ternyata, durasi perjalanan jam berangkat kantor, trennya kurang lebih mirip antara proxy kantor satu terhadap proxy kantor yang lain.
Kurang lebih tiap proxy kantor memiliki 4 jenis cluster durasi perjalanan berangkat:
- Cluster 1: lebih baik berangkat sebelum pukul 8.00 atau setelah 9.00, tetapi kurang lebih waktu tempuhnya tidak begitu berbeda jauh jika berangkat pada rentang 7.00 sampai 10.00
- Cluster 2: makin siang makin baik
- Cluster 3: makin pagi makin baik
Kesimpulan sederhananya adalah pergi lebih cepat atau lebih lambat untuk menghindari terjebak lalu lintas di peak hour (pukul 8.00-9.00).
Thamrin
SCBD
Kuningan
Blok M
TB Simatupang
Clustering jam pulang
Dibandingkan dengan pola durasi perjalanan berangkat, pola durasi perjalanan pulang jauh lebih menarik.
Sebagai ilustrasi, kami mengambil tren perjalanan salah satu cluster dengan proxy kantor daerah Thamrin.
Pola durasi perjalanan cukup mencerminkan kegiatan saat jam pulang kantor yakni ketika durasi perjalanan paling panjang (peak) ada di jam 17.00, hal ini berkorelasi dengan jam pulang kantor di bulan Ramadan.
Saat mendekati buka puasa (17.00-18.00) terlihat ada penurunan durasi perjalanan yang landai, meskipun masih di kategori “peak”.
Setelah buka puasa durasi perjalanan menurun dengan gradien lebih tajam sampai dengan pukul 19.00.
Jika pulang setelah jam 19.00 durasi perjalanan tidak berbeda jauh.
Hal menarik lain yang ditemukan adalah adanya korelasi antara cluster berangkat dan pulang.
Tempat dengan pola cluster berangkat lebih cepat lebih baik, ternyuta memiliki pola pulang pada cluster lebih malam lebih baik. Tampaknya daerah-daerah ini adalah daerah yang padat penduduk.
Thamrin
Pola durasi perjalanan dengan proxy kantor daerah Thamrin bisa dibilang paling menarik dan polanya jelas (tidak terlalu noisy dan lebih seragam). Pola satu cluster terhadap cluster lain cukup berbeda.
- Cluster 1 (biru): Lebih baik pulang setelah pukul 18.00, karena durasi perjalanan turun drastis setelah pukul 18.00. Mayoritas dari daerah kabupaten Bogor dan Depok. Durasi perjalanan paling tinggi jika pulang pukul 17.00. Dari pukul 17.30-18.00, durasi perjalanan mulai stagnan. durasi perjalanan menurun jika pulang pada jam 18.00-19.00 dan kembali stagnan jika pulang di atas pukul 19.00.
- Cluster 2 (kuning): Durasi perjalanan paling tinggi jika pulang di jam 17.00, setelahnya durasi perjalanan menurun dengan landai. Durasi perjalanan yang relatif lebih lama jika pulang pada pukul 16.00-18.00. Namun, setelah pukul 18.00, maka durasi perjalanan akan turun secara linear.
- Cluster 3 (merah): Sama seperti cluster 1 lebih baik pulang stelah jam 18.00, namun penurunan durasi tidak sedrastis cluster 1.
SCBD
- Cluster 1 (biru): Lebih baik pulang setelah pukul 17.00, pulang makin malam berakibat ke durasi yang makin pendek.
- Cluster 2 (kuning): Durasi perjalanan pulang tidak menurun terlalu jauh.
- Cluster 3 (merah): Lebih baik pulang setelah pukul 17.00, mirip seperti cluster 1 tapi penurunan durasi perjalanan tidak setajam cluster 1.
Kuningan
- Cluster 1: lebih baik pulang setelah 17.30, ini berlaku untuk pekerja yang tinggal di Depok, Cibubur, dan kabupaten Bogor bagian Barat lainnya.
- Cluster 2: lebih baik pulang setelah pukul 17.00 atau setelah 18.00, berlaku untuk yang tinggal di daerah administrasi DKI Jakarta, Tangerang dan kabupaten Bekasi bagian utara.
- Cluster 3: lebih baik pulang setelah 16.30, berlaku untuk kabupaten Bekasi, kabupaten Bogor bagian Selatan.
Blok M
- Cluster 1: Lebih baik pulang setelah jam 17.00.
- Cluster 2: Lebih baik pulang lebih malam, setelah pukul 17.30.
- Cluster 3: Lebih baik pulang setelah 17.00, atau pukul 18.00 sekalian.
- Cluster 4: Pulang setelah pukul 18.00 lebih baik, durasi perjalanan jika pulang pada pukul 17.00-18.00 paling tinggi.
TB Simatupang
- Cluster 1: Jika tidak bisa pulang pukul 17.00, lebih baik pulang setelah buka puasa. durasi perjalanan pulang linear turun setelah pukul 17.00 dan 18.30.
- Cluster 2: Lebih baik pulang setelah pukul 17.00, durasi perjalanan pulang linear turun setelah pukul 17.00. Berlaku untuk mayoritas daerah Bekasi dan kabupaten Bogor.
Lalu, di manakah harus tinggal jika tidak ingin macet?
Bergantung pada kamu tinggal di mana dan kerja di mana.
Jika kerja di Blok M atau TB Simatupang misalnya, waktu yang harus ditambahkan ke perjalanan kamu ketika rush hour atau macet akan relatif lebih sedikit dibandingkan rekan yang kerja di SCBD atau Kuningan.
Jika tinggal di kecamatan Nanggung, atau Sukajaya, Bogor, misalnya, pertambahan ketika rush hour dan macet hanya kurang dari 20% saja karena waktu tempuhnya sendiri tanpa macet sudah cukup lama.
Apabila tinggal di Pesanggrahan Jakarta Selatan, Pondok Aren Tangerang Selatan, Taman Sari Jakarta Barat, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Jatinegara, Jakarta Timur, atau Kebayoran Lama Jakarta Selatan, maka siap-siap untuk menambah lebih dari 60% waktu tempuh saat rush hour dan lebih dari 100% waktu tempuh di kala macet.
Demikian analisis data waktu tempuh pekerja kantoran selama Ramadan di Jabodetabek. Apresiasi kepada Erisha (Data Analyst di Pacmann) dan Nurvirta Monarizqa (Data Scientist di Microsoft) atas kolaborasinya.
Semoga bermanfaat untuk kamu para pekerja kantoran di Jabodetabek–deck visualisasi datanya dapat diakses di sini.
Pacmann telah beberapa kali mempublikasikan analisis data serupa:
- 9 Kota dengan Keluhan Macet Terbanyak di Twitter
- 10 Pemain dan Tim Piala Dunia 2022 Terpopuler di Twitter
- Analisis Sejuta Tweets Mengenai WFH, Apa Hasilnya?
Ingin belajar lebih dalam tentang analisis, visualisasi data, serta applicabel skills lainnya untuk data roles? Join Sekolah Data Pacmann!
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi halaman program Analytics and Data Science Pacmann.
Artikel Popular
Big Data dan Data Mining: Perbedaan dan Hubungannya
June 5, 2023
Mengenal Lebih Jauh tentang Neural Network
June 2, 2023
10 Rekomendasi Blog Data Science Terbaik untuk Diikuti
June 1, 2023
Rekomendasi Course Data Engineering Bersertifikat
May 31, 2023
Bagaimana Machine Learning (ML) Dapat Bantu Mencegah Serangan Phishing
May 30, 2023